Jumat, 10 Oktober 2008

Tarian Ndolalak


Sejarah terciptanya tarian Ndolalak yang kemudian menjadi tarian khas Purworejo ini, konon bermula dari peniruan oleh beberapa penggembala terhadap gerakan tarian dansa serdadu Belanda.

Penamaan Ndolalak diambil dari dominannya notasi nada do-la-la yang dinyanyikan serdadu Belanda untuk tarian dansa mereka. Ketika pertama kali tercipta, tarian Ndolalak tidak diiringi dengan peralatan instrumen musik, namun menggunakan nyanyian yang dilagukan oleh para pengiringnya. Lagu-lagu yang dicipta biasanya bernuansakan romantis bahkan ada yang erotis. Nyanyian tersebut dinyanyikan silih berganti atau terkadang secara koor bersama. Dalam perkembangannya, iringan musik tarian Ndolalak menggunakan instrumen musik jidur, terbang, kecer, dan kendang. Sedang untuk iringan nyanyian menggunakan syair-syair dan pantun berisi tuntunan dan nasihat. Isi syair dan pantun yang diciptakan merupakan campuran dari bahasa Jawa dan bahasa Indonesia sederhana. Untuk kostumnya, penari Ndolalak mengenakan layaknya pakaian serdadu Belanda, yaitu pakaian lengan panjang hitam dengan pangkat di pundaknya, topi pet, dan kacamata hitam.


Tarian Ndolalak semula ditarikan oleh para penari pria. Namun dalam perkembangannya, sejak tahun 1976 Ndolalak ditarikan oleh penari wanita. Kini hampir di tiap grup Ndolalak di Purworejo semua penarinya adalah wanita. Jarang sekali kini ditemui ada grup Ndolalak dengan penari pria.

Mengamati keunikan tari Ndolalak, layaklah bila banyak yang mencari tahu cerita tentang perkembangannya. Dari pelacakan para budayawan ditemukan beberapa perbedaaan karakter pembawaannya sesuai dengan kelompok usia dan perkembangan zaman yang tetap berakar pada tradisi yang kental. Kesenian tari Ndolalak tumbuh dan berkembang dengan pesat di desa Kaliharjo, Kec. Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah. Daerah ini merupakan pusat perkembangan seni tari Ndolalak karena secara turun-temurun, anak-beranak penduduk Kaliharjo tetap mencintai dan menjaga kelestariannya. Hingga kini di desa Kaliharjo kehidupan berkesenian kaum tua, dewasa, remaja, dan anak-anak tidak dapat dipisahkan dari Ndolalak.

sumber: http://www.purworejokab.go.id

Tidak ada komentar: